Perwakilan Murung Raya menampilkan karya anyaman rotan bermotif utama bunga suli, dengan pinggiran bermotif lamiang dan lekukan akar bajakah. Kombinasi motif tersebut merepresentasikan kekayaan alam dan filosofi kehidupan masyarakat Dayak, serta menunjukkan keterampilan tinggi para pengrajin lokal dalam mengolah hasil hutan non-kayu menjadi karya seni yang bernilai.
Dewan juri menetapkan enam besar pemenang dalam lomba ini, yaitu:
- Palangka Raya – Juara I
- Gunung Mas – Juara II
- Murung Raya – Juara III
- Kapuas – Juara IV
- Pulang Pisau – Juara V
- Barito Selatan – Juara VI
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Kesenian, Tradisi, dan Warisan Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah, Sussy Asty. Dalam sambutannya, Sussy menegaskan pentingnya lomba manjawet uwei sebagai media ekspresi seni rupa dan sarana pelestarian budaya lokal.
“Lomba ini menjadi ruang bagi para pelaku seni untuk menampilkan kreativitas sekaligus memperkuat identitas budaya daerah. Tradisi manjawet uwei bukan sekadar keterampilan menganyam, tetapi juga bagian dari warisan budaya Dayak yang harus terus dikembangkan,” ujarnya.
Dengan capaian ini, Murung Raya menegaskan eksistensinya sebagai daerah yang kaya akan seni tradisional dan siap bersaing dalam pelestarian budaya di tingkat provinsi maupun nasional.(Red)