Puruk Cahu, Warta Borneo News — Lomba tradisional habayang atau bagasing menjadi salah satu daya tarik utama dalam gelaran Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025 yang berlangsung meriah di halaman Museum Balanga, Jalan Tjilik Riwut, Palangka Raya, Rabu (21/5/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari seluruh kabupaten dan kota se-Kalimantan Tengah. Tak hanya menjadi ajang adu ketangkasan, lomba habayang juga menjadi sarana penting untuk melestarikan permainan rakyat yang sarat nilai budaya dan sejarah.
Dalam laga semifinal, tim putra habayang Kabupaten Murung Raya harus mengakui keunggulan lawannya, tim Barito Selatan, yang tampil impresif dan berhasil mengamankan tiket ke final. Meski begitu, Murung Raya bangkit di perebutan juara III dan sukses menundukkan tim Kotawaringin Timur, sehingga berhak membawa pulang medali perunggu.
Pertandingan final mempertemukan Barito Selatan dan Sukamara. Pertarungan sengit dan penuh strategi itu akhirnya dimenangkan oleh Barito Selatan yang tampil dominan dan keluar sebagai juara pertama. Sukamara harus puas berada di posisi kedua.
Permainan habayang dalam FBIM 2025 ini mempertandingkan keahlian memutar gasing dengan teknik tinggi, dengan sistem hatikam, yakni saling melempar gasing untuk mematikan putaran lawan. Sportivitas dijunjung tinggi dalam setiap pertandingan.
Uniknya, gasing yang digunakan wajib terbuat dari kayu ulin tanpa ukiran, menunjukkan nilai orisinalitas dan penghormatan terhadap tradisi leluhur.
Lomba ini bukan hanya menjadi kompetisi, tapi juga sarana penting untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap budaya lokal. FBIM 2025 pun kembali membuktikan dirinya sebagai panggung budaya terbesar di Kalimantan Tengah yang mempertemukan keanekaragaman seni, tradisi, dan warisan tak benda daerah.(Red)