Puruk Cahu, Warta Borneo News— Pemerintah Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3ADALDUKKB), meluncurkan program inovatif bertajuk Kawan Windi (Gerakan Melawan Perkawinan Dini) sebagai bentuk komitmen serius dalam menekan angka perkawinan usia dini di wilayah tersebut.
Program yang digagas oleh Bidang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak ini menjadi langkah konkret dalam menghadapi berbagai persoalan sosial yang timbul akibat pernikahan di usia dini, termasuk stunting, kekerasan dalam rumah tangga, serta kemiskinan struktural.
“Kami sedang gencar-gencarnya melaksanakan program Kawan Windi, yang merupakan program inovasi daerah dan sedang kami persiapkan untuk mengikuti lomba inovasi daerah juga. Program ini sejalan dengan program unggulan yang dicanangkan oleh Bupati untuk menekan angka stunting di Murung Raya,” ujar Cindy Setiarini, S.Psi., konselor bidang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak, dalam wawancara di kantornya.
Selain upaya preventif, program ini juga menitikberatkan pada pembinaan dan pendampingan terhadap anak-anak yang telah terdampak praktik perkawinan dini dan kekerasan rumah tangga. Pendekatan menyeluruh ini ditujukan untuk memastikan hak-hak anak tetap terpenuhi dan kualitas hidup mereka dapat ditingkatkan.
“Anak-anak yang melakukan perkawinan dini berisiko melahirkan anak stunting. Oleh karena itu, kami berupaya keras melakukan pembinaan dan pendampingan secara menyeluruh agar hak-hak anak tetap terpenuhi dan kualitas hidup mereka meningkat,” tambah Cindy.
Melalui Kawan Windi, DP3ADALDUKKB berharap kesadaran masyarakat akan bahaya perkawinan usia dini semakin meningkat. Program ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang pemerintah daerah dalam menciptakan generasi yang sehat, berdaya, dan bebas dari belenggu stunting dan kekerasan.
Inisiatif Kawan Windi tak hanya mencerminkan inovasi daerah, tetapi juga menjadi bukti bahwa Murung Raya serius dalam melindungi masa depan anak-anak sebagai aset bangsa. (kspl)